Pekerjaan pemasangan perpipaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :
- Di atas tanah,
- Di bawah tanah,
- Di bawah air.
Untuk
pemasangan sistem perpipaan di ketiga tempat ini baik pipa proses,
pipa utility, mempuyai perhitungan dan permasalan tersendiri, di sini
hanya akan dibicarakan butir satu dan dua.
PEMASANGAN PIPA DIATAS TANAH
Pemasangan
pipa diatas tanah dapat dilakukan pada rak pipa (pipa rack), diatas
penyangga-penyangga pipa, diatas dudukan pipa (sleeper).
Pemasangan pipa diatas tanah ini dapat pula dimasukkan pipa equipment yaitu :
1. Pipa kolom dan vessel.
2. Pipa exchanger.
3. Pipa pompa dan turbin.
4. Pipa kompresor.
5. Pipa utilitas.
Dimana masing-masing pemasangan pipa pada equipment ini mempunyai batasan-batasan khusus sebagai berikut :
1. Pipa Kolom dan Vessel
Pipa
yang akan dipasang pada kolom dan vessel harus ditempatkan secara
radial disekitar kolom dibagian jalur pipa jalan orang platform
dibagian accsess.
Untuk
pipa 18” ke atas bisa langsung dilas ke veseel, kecuali pertimbangan
pemeliharaan dan akan digunakan sambungan flens. Pengguaan vent
atmosferis berkatup dan bertudung harus disediakan pada tempat lokasi
titik tertinggi dari veseel, sedangkan drain dipasang pada lokasi
rendah yang akan ditentukan olej P dan ID.
Katup
pelepas tekanan yang membuang ke dalam sistem blowdown tertutup harus
ditinggikan guna memungkinkan bagian pengeluaran pengaliran sendiri
kedalam blowndown.
Katup
pelepas tekanan yang membuang uap ke udara bebas harus dilengkapi
dengan pipa paling sedikit tiga meter di atas setiap platform radius
7,5 meter juga disediakan lubang pembuangan yang besarnya 6mm atau
seperempat inch dibawah guna mencegah akumulasi cairan.
2. Pipa Exchanger
Pada
pemasangan pipa exchanger tidak boleh boleh dipasang diatas
daerah-daerah kanal, tutup shell dan fasilitas –fasilitas lain yang
telah terpasang pada exchanger atau handling yang suka digunakan.
Ruang-ruang bebas untuk pemasangan flens exchanger harus disediakan.
Spool dipasang diluar nozzle kapal guna memungkinkan pemindahan bundel
pipa exchanger.
3. Pipa Pompa & Turbin
Pada
sunction atau pipa yang mengalirkan aliran disebut juga pipa hisap
harus diatur sedemikian rupa guna mencegah penurunan tekanan dan
kantung uap yang dapat pula menimbulkan kavitasi pada impeler. Apabila
perubahan ukuran diperlukan untuk mempercepat atau memperlambat
aliran, maka reducer eksentris harus dipakai bilamana kantung tanpa
vent tak dapat dihindari.
Pemasangan
pipa pada pompa dan turbin harus diatur sedemikian rupa, Sehingga
mudah untuk perawatan dan perbaikan. Hal ini penting untuk mencegah
pembongkaran besar yang tak perlu pada pemeliharaan dan perbaikan
pipa. Saringan permanen dan sementara harus pada inlet pompa dan
turbin.
Sedangkan
untuk aliran panas dan dingin harus diperhatikan fleksibilitas,
begitu pula kedudukan-kedudukan penyangga haruslah baik dan dapat
mengatasi getaran-getaran yang diakibatkan motor pipa serta aliran.
4. Pipa Kompresor
Pemasangan
pipa pada kompresor harus diatur perbaikan dan pemeliharaannya.
Sambungan pipa dengan menggunakan flens lebih diutamakan demi
memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaannya.
Sambungan pipa dengan menggunakan flens lebih diutamakan demi memperlancar jalannya perbaikan dan pemeliharaan. Pipa hisap (suction) dan buang (discharge)
harus benar-benar diperhatikan eksibitasnya, terutama untuk
temperatur rendah atau tinggi dan tekanan tinggi. Masalah getaran
termasuk bagian terpenting pada pipa kompresor ini, akibat adanya
beban dinamis yang berhubungan dengan kompresor ini karena itu masalah
penyangga, guide dan anchor juga harus menjadi perhatian perencana dan divisi teknik.
5. Pipa Utilitas
Pemasangan
pipa utilitas ini harus benar-benar dierencanakan sehingga kebutuhan
utilitas di proyek dapat terjangkau penggunaannya. Pipa utilitas
seperti pipa yang lain haruslah direncanakan beroperasi dengan
temperatur dan tekanan berapa.
Perencana atau subheader haruslah dapat memenuhi daerah equipment
proses atau kelompok peralatan lainnya yang memerlukan jalur utilitas.
Sambungan cabang haruslah dibuat dari atas header. Apabila aliran
utilitas berupa uap, jangan lupa membuat kantung-kantung uap pada setiap
titik-titik terendah dimana aliran akan mendaki dan diperhitungkan
tidak lebih dari 40% tekanannya dalam jarak yang dihitung dalam ft.
Penggunaan
katup-katup blok untuk pipa cabang perlu diadakan, sehingga
distribusi aliran dapat diatur dengan baik ketempat tempat yang
membutuhkan.
Sambungan pipa uap untuk membersihkan vessel dan saluran pipa yang berisi cairan hidrokarbon, terdiri dari dua susunan :
1) Menyediakan pipa uap permanen.
2) Menyediakan sambungan selang sementara antara sumber uap utilitas dan katup blok pada sambungan pengeluaran uap.
Sambungan
pipa pengeluaran uap harus dipasang pada vessel vertikal dan terdiri
dari pipa 2 inch dengan katup blok yang dipasang pada nozzle vessel diikuti dengan katup check. Katup blowdown diperlukan pada titik rendah antara katup check dan katup-katup header uap.
Selain
itu, digunakan pula pipa 1 inch yang dipasang dengan plug untuk
pengeluaran uap dengan katup blok yang dan dilayani oleh selang yang
panjangnya antara 15 sampai dengan 20 meter.
PEMASANGAN PIPA DIBAWAH TANAH
Pipa dibawah tanah dapat dibagi dalam 2 bagian :
1) Pipa proses
2) Pipa utilitas
Untuk
pipa proses dibawah tanah sedapat mungkin harus dihindarkan,
sedangkan pipa utilitas dibawah tanah dapat di klasifikasi menjadi 2
bagian yaitu :
1) Pipa dengan sistem aliran gravitasi.
2) Pipa dengan sistem aliran bertekanan.
Pipa dengan Sistem Aliran Gravitasi
Pipa dengan aliran gravitasi, tergantung pada pusat gravitasi, karena itu jalur-jalur perpipaan harus mempunyai selop (slope).
Disarankan perbandingan selopnya 1:100 untuk pipa 4 inch dan keatas,
sedangkan untuk piapa 3 inch dan kebawah perbandingan yang disarankan
adalah 1:50 untuk setiap jalur dibawah tanah.
Perpipaan dengan aliran gravitasi dapat dilihat sebagai berikut :
I.
Air jernih termasuk air hujan, air pembersih, air pemadam
kebakaran yang biasa digunakan, dikumpulkan serta dipisahkan dari minyak
yang mungkin terdapat dalam sistem tersebut atau yang akan menuju ke
sistem tersebut (kali atau kolam).
II. Proses pembuangan, baik pembuangan air, minyak, termasuk pembuangan dari uap dan pembuangan dari pompa, vessel
dan sambungan sampel serta kotoran pembuangan. Pada sistem ini rute
menuju ke bagian pemisahan dan hidrokarbonnya biasanya dinetralkan.
III.
Kombinasi pembuangan adalah pengumpulan dari seluruh pembuangan
dengan (utilitas) sistem perpipaan. Ini harus dialirkan menuju ke
tempat pemisahan yang besar untuk membawa dan mengkombinasikan aliran
dalam pemisahan hidrokarbon dari air.
IV. Pembuangan kotoran manusia akan dialirkan kesuatu tempat khusus (septic tank) yang berada didaerah itu.
V.
Pembuangan korosi direncanakan sebagai suatu sistem pemisah
pembuangan didalam suatu unit. Disini termasuk asam, amine, karbonat dan
lain-lain larutan kimia yang menimbulkan korosi. Pada setiap unit
aliran tersebut akan dikumpulkan pada suatu jalur pipa utama dan
dialirkan kekolam pembuangan khusus. Setelah itu dari kolam ini akan
dipompakan menuju suatu tempat untuk dinetralisasi. Larutan yang telah
dinetralkan dan masih dapat digunakan akan dipompakan ke suatu tempat
penyimpanan.
Dalam
sistem yang begitu luas, penggunaan material untuk konstruksi akan
berbeda-beda. Didalam pemilihan bahan harus diperhatikan aliran apa
yang akan melalui pipa tersebut.
Didalam
pelaksanaan konstruksi perlu juga dapat dicantumkan jarak elevasi
dari permukaan tanah ke dalam jalur perpipaan bawah tanah. Begitu juga
ketebalan pipa harus diperhatikan, serta perlu tidaknya menggunkan
lapisan anti karat, isolasi, selubung atau perlindungan pipa lainnya.
Perhitungan
dimensi dari pipa atau elevasi pipa diukur dari dasar pipa bawah
tanah. Aliran dari cairan ditentukan oleh banyak/ sedikitnya slope
suatu sistem gravitasi dan hubungan ini timbal balik. Para designer
dalam perencanaan harus mempertimbangkan elevasi dari permukaan
masuknya pipa.
Untuk membicarakan masalah sistem pembuangan, para designer harus mengetahui sistem dibawah ini :
i.
Yang paling penting adalah pengumpulan dari pembuangan satu
atau dua lateral biasanya ditempatkan pada suatu jalan pipa dengan
memasang jalan masuk orang untuk melindungi dari kebakaran dan
meluapnya gas.
ii. Lateral adalah jalur pengumpul pembuangan dari satu dua sublateral dan dialirkan kebagian jalur utama melalui man holes yang tertutup.
iii. Sublateral adalah jalur pengumpul pembuangan dari cabang dan dikumpulkan pada suatu penampung lateral.
iv.
Cabang-cabang hendaknya dikumpulkan dari berbagai
cerobong-cerobong pembuangan atau kolam penampung yang diteruskan ke
sublateral.
v.
Cerobong-cerobong merupakan tempat titik pengumpulan yang
biasanya berjarak dua inch dari permukaan yang telah dikerjakan, untuk
pipa baja karbon, penggunaan concentric swage reducer 6”x4” adalah yang bisa digunakan. Ukuran cerobong minimal 4”.
vi.
Kolom penampung digunakan untuk pengumpulan pembuangan dari
suatu permukaan. Kolam penampung ini biasanya berukuran 2 ft2 dengan kedalam satu sampai satu setengah ft ditutup dengan kisi.
vii.
Jarak masuk orang adalah merupakan pusat boks pengumpulan
dimana orang dapat masuk kedalamnya untuk membersihkan lateral. Jalur
aliran yang datang kembali ditutup untuk mencegah kebakaran dan aliran
balik dari gas.
Pemilihan Material yang digunakan
Pemilihan
material pipa untuk saluran pembuangan tergantung dari tekanan,
temperatur, ketahan serta harga material serta onkos pemasangannya
terhadap cairan yang akan dialirkan. Baja karbon yang dilapisi anti
karat banyak digunakan pada jalur-jalur pembuangan ini, walau pada
dasarnya cukup sulit untuk menspesifikasi penggunaan material yang
benar-benar efektif, tapi dari pengalaman pemilihan material merupakan
suatu pertimbangan yang cukup penting sebelum mengambil keputusan
akhir.
Faktor-faktor yang terpenting harus diperhitungkan juga adalah faktor korosi tanah proyek itu sendiri.
Jenis-jenis material yang umum disunakan antara lain :
I. Pipa yang terbuat dari tanah liar (vertified clay),
banyak digunakan untuk aliran pembuangan dengan sistem pengankutan
berdasarkan gaya berat, misalnya untuk kotoran-kotoran manusia dan
pembuangan kotoran lainnya dengan aliran bertekanan dan temperatur
rendah. Juga digunakan jenis ini dibawah bangunan atau concrete yang cukup tebal.
II. Besi tuang untuk dalam tanah (cast iron soil pipe). Pipa ini kemampuan kekuatannya diatas pipa tanah liat dan boleh dipasang dibawah bangunan serta concrete yang tebal. Pipa ini dapat pula mengalirkan cairan yang cukup panas.
III. Pipa baja karbon (carbon steel piping).
Pipa ini banyak digunakan biasanya dilapis dengan bahan anti karat.
Bahan anti karat ini lebih baik menggunakan pelapis plastik seperti scoth kote atau plicoflex, karena lebih tahan lama dari plastik pelapis aspal residu.
IV. Besi tulang pipa digunakan untuk pembuangan air dengan tekan tertentu.
V. Pipa beton digunakan untuk pembuangan kotoran air dengan ukuran 24 inch atau lebih.
VI. Pipa baja dilapis semen. Untuk pembuangan kotoran cairan yang korosif serta mempunyai kemampuan diatas pipa besi tuang.
VII. Duriron pipe untuk pembuangan cairan dengan tingkat korosi tinggi.
Pedoman Pemasangan
Manholes harus
ditempatkan pada daerah-daerah pusat sambungan cabang dan akan siap
dialirkan kejalur utama. Untuk jalur pembuangan berukuran 24 inch dan
lebih, manholes harus dibuat untuk setiap jarak 300 inch dan disediakan setiap jarak 500 inch untuk pembersihan sistem.
Untuk pemasangan jalur pembuangan bawah tanah haru dipelajari dan di cek :
1) Lokasi kabel listrik dan fasilitas bawah tanah, ukuran dan elevasinya.
2) Jalur masuk dan keluar bangunan (jalur pembuangan) yang dapat diminta dari arsitek atau sipil bangunan tersebut.
3) Lokasi dan elevasi.
4) Lokasi dan elevasi jalur kabel telepon.
5) Gardu listrik, telepon, tonggak-tonggak penghalang dan lain-lain seandainya ada.
Sistem Aliran Bertekanan
Pemindahan aliran air pemadam kebakaran (fire water), air pendingin (cooling water)
dan pembuangan proses yang tertutup dan dipompakan keluar dari
sistem, dialirkan dengan tekanan, khususnya untuk air pemadam
kebakaran dimana tekanan yang diberikan cukup besar. Penggunaan jalur
pipa bawah tanah dengan aliran bertekanan ini bahannya harus dipilih
teliti. Pemasangan pipa jalur bawah tanah dengan aliran bertekanan
mempunyai sambungan atau hubungan dengan jalur pipa diatas tanah untuk
aliran yang sama. Sehingga dalam perencanaan sitem perpiapaannya
perlu diperhatikan pada daerah atau bagian mana pipa harus ditanam.
Sehubungan
dengan aliran yang berbeda-beda, temperatur, tekanan, serta kapasitas
yang berbeda-beda pemilihan ukuran pipa setiap jalur dapat ditentukan
berdasarkan kebutuhan begitu pula untuk bahan dan schedulenya. Peralatan pelengkap fitting, flens, katup dan instrumentasi disesuaikan dengan kebutuhannya.
Pipa Proses
Pipa yang digunakan tergantung dari temperatur tekanan, tingkat korosi suatu aliran proses. Biasanya digunakan :
- besi metal
- baja karbon
- baja anti karat
- baja krom
- aluminium
beratus-ratus besi metal banyak digunakan untuk pipa.
PIPA FLARE
Sistem Pembakaran Gas keatas
Sistem
ini adalah merupakan sistem pembakaran gas, yang dibuang dengan cara
pembakaran. Pembakaran gas keatas ini dibakar diujung flare keudara
dengan sistem pengapian.
Pada
daerah dingin atau bahkan bersalju dapat dipasang pipa-pipa pemanas
uap. Apabila pipa-pipa atau tube pemanas uap dipasang, perlu pula
dipasang kantung-kantung perangkap air dan katup buang airnya.
LOADING ARM
Adalah
merupakan suatu alat yang umumnya digunakan untuk memasukkan aliran
cair yang akan dikapalkan atau dipindahkan dengan sistem kerja.
PIPA POTONG PADA KATUP RELIEF
Apabila
pembuangan udara atau gas dari katup relief tidak dibuang kesuatu
jalur perpipaan untuk dibakar atau bahkan digunakan, maka dapat pula
dibuang langsung ke udara.
Pembuangan
gas ke udara dari katup relief ini perlu pula diperhatikan lokasi dan
elevasi katup relief serta aliran gas apa. Sehingga pemasangan pipa
jalur buang dari katup relief dapat dipasang seefektif mungkin.
Jalur
pipa ini umumnya dipotong 30 derajat atau45 derajat pada ujung
diatasnya, hal ini telah dilakukan dari generasi ke generasi. Mengapa
ujung pipa dipotong, kemungkinan adalah untuk mempercepat aliran
meninggalkan platform atau bangunan. Panjangnya pipa buangan ini harus
diperhitungkan secara ekonomis. Arah dari pipa buang ini diarahkan
keatas atau ke udara, dan oleh karena itu, untuk bagian pipa yang
terendah buatlah lubang seperempat inch untuk membuang air apabila
kemasukan air hujan.
Pipa Air
Untuk
mengatasi tidak lancarnya air pada pagi dan sore hari, apalagi pada
saat musim kemarau , dan sambil menunggu upaya yang dilakukan PDAM
sebenarnya para pelanggan dapat melakukan sendiri dengan jalan
menyempurnakan / merehab instalasi pipa air dalam rumah.
Cara Kerja :
- Pada saat malam /siang hari dimana tekanan air PDAM bisa naik setinggi 3 meter,ball valve dibuka sehingga toren akan terisi air.
- Pada saat toren sudah terisi penuh/tumpah,ball valve ditutup.
- Pada saat pagi/sore hari dimana tekanan air PDAM kecil/aliran mati, ball valve dibuka sehingga air dari toren akan mengalir kebawah menuju kran kamar mandi,kran dapur dan kran lainnya.
- Check valve berfungsi untuk menahan aliran air dari toren agar tidak kembali kejaringan pipa induk PDAM.
- Toren isi 500 liter untuk pelanggan yang kebutuhannya kurang dari 50 m3 /bulan dan toren isi 1000 liter untuk pelanggan yang kebutuhannya lebih dari 50 m3/bulan.
- Ball Valve (stop kran), Check valve (tusen klip) dan toren (tangki air) dapat dibeli ditoko bahan bangunan.
- Pemasangan/penyempurnaan instalasi pipa air dalam rumah bisa dikerja pelanggan sendiri atau menghubungi pihak tenisi/instalatur PDAM setempat.
Beberapa keuntungan yang diperoleh yaitu :
- Dengan mengeluarkan biaya tidak terlalu besar
- Pelanggan bisa memperoleh air dengan lancar pada setiap saat.
- Pelanggan tidak perlu lagi membuat sumur cadangan atau pasang pompa air, yang biayanya jauh lebih mahal.
1. Kloset
Kloset dapat dibagi dalam beberapa bagian menurut konstruksinya
a) Tipe wash out
Tipe
ini adalah tipe paling tua dari kloset duduk. Kotoran tidak jatuh ke
dalam air yang merupakan sekat, melainkan pada suatu permukaan
penampungan yang agak luas dan sedikit berair, sehingga seringkali pada
waktu penggelontor tidak bisa bersih betul.akibatnya menimbulkan bau
yang tidak sedap.Tipe ini seekarang sudah dilarang pemakaaianya oleh
Amerika dan di Indonesia juga.
b) Tipe wash down
Tipe
ini mempunyai konstruksi sedemikian hingga kotoran jatuh langsung
atau tidak langsung ke dalam air sekat, sehingga bau yang timbul
akibat sisa kotoran kurang dibandingkan dengan tipe wash out
c) Tipe siphon
Tipe
ini mempunyai konstruksi jalannya air buangan lebih rumit daripada
tipe wash down, Jumlah air yang ditahan dalam sekat lebih banyak,
muka airnya lebih tinggi daripada tipe wash down.bau yang ditimbulkan
pun lebih berkurang.
d) Tipe siphon jet
Tipe
ini dibuat agar menimbulkan efek siphon yang lebih kuat, dengan
memancarkan air dalam sekat melalui suatu lubang kecil searah aliran
buangan. Dibandingkan tipe siphon, tipe ini menggunakan air penggelotor
lebih banyak.
e) Tipe blow-out
Tipe
ini dirancang untuk menggelotor dengan cepat air kotor dalam mangkuk
kloset, tetapi membutuhkanair dengan tekanan sampai 1 kg/cm2 dan menimbulkan suara berisik.
Saluran
pembuangan harus fleksibel jika peralatan ini di ganjal di atas kayu,
sambungan ini bisa fleksibel atau kaku jika alat ini diganjal di atas
lantai beton. Sambungan yang fleksibel dapat dibuat dari :
- Pasta/ dempul yang kental berwarna merah atau putih.
- Bahan pencampur yang khusus untuk sambungan.
2. Urinoir
Ini
adalah instalasi tempat buang air kecil. Urinoir dibuat dari pasangan
batu bata atau pasangan beton,yang lebih baik dan sekarang banyak
dipergunakan yankni dibuat dari bahan porselen putih, yang banyak
dijual dalam berbagai bentuk dan kualitas.Urinoir dipasang pada dinding
tembok degan ketinggian yang disesuaikan dengan keadaan.
SISTEM PEMIPAAN PADA BANGUNAN TINGGI
Instalasi
pipa pada bangunan tingkat tinggi digunakan untuk mengalirkan air
bersih (panas dan dingin ), air es untuk keperluan tata udara, air
untuk keprluan pencegahan dan penangglangan bahaya kebakaran ,
pembuangan air kotor, air buangan , air hujan, dan air limbah.
SISTEM AIR KOTOR DAN AIR BERSIH OLAHAN
Sistem
jaringan air pembuangan air kotor dan air bekas memakai sistem
campuran yaitu pembuangan dimana air kotor dan air bekas dikumpulkan
lalu dialirkan dalam satu saluran . Sumber tempat pembuangan ini
berasal dari toilet (closet, wastafel, urinoir,floordrain, bathtub,
kitchent zink dll) sistem pembuangan air ini berdasarkan gravitasi,
dimana titik yang paling tinggi ketitik yang paling rendah, sehingga
dalam instalasi pipa harus dilakukan pengaturan letak dan kemiringan
pipa-pipa pembuangan (standar kemiringan), maka diharapkan dapat
menyalurkan air kotor / disebut juga air limbah dengan baik dan tidak
mengeluarkan bau.
Untuk
menghindari bunyi yang berlebihan maka pipa saluran pada setiap
lantai dipasang pipa vent (perangkap gedung dan penyalur udara bersih),
phitrap (floordrain), leher angsa (wastafel). Seluruh air kotor dan
air bekas jatuh pada riser horizontal pada lantai dasar menuju tempat
pengolahan air limbah atau disebut juga Swage Treatment Plant (WTP).
SWAGE TREATMENT PLANT (WTP)
Pengolahan
limbah di gunakan untuk memproses bakteri-bakteri pada air kotor ,
ada banyak jenis sistem pengolahan yang dipakai pada setiap gedung
diantaranya menggunakan sistem ROTOR DISK dengan menggunakan Fixed
Film Reaktor atau pertumbuhan melekat dengan keunggulan keseluruhan
limbah dapat masuk tanpa melalui proses pengolahan awal dan sistem ini
tidak menimbulkan bau sistem ini dilakukan secara melalui tahap –
tahap sebagai berikut yaitu :
1.Primary Clarifier
Pemisahan padatan, pengendapan dan flotasi. sebagian padatan mengendap dan sebagian padatan mengapung berupa skim .
2.Rotor Disk
Secara
bertahap air limbah masuk ke rotor zone untuk di proses pengolahan
secara biologis oleh biomas yang tumbuh dimedia piringan / rotor disk ,
yang masing-masing ada 4 zone secara zig – zag dan mengalami kontak
oksigen di udara waktu berada diatas air [ zona 1 , pertumbuhan biomas
tebal dan berbentuk filament ] sedangkan [ zona 2 , 3 , 4 biomas
tumbuh lebih tipis dan kompak , biasanya biomas berwarna coklat,
coklat muda, atau kecoklatan , [ pada zona 4 , sebagian air di recycle
ke proses awal / kembali ke primary clarifier dan sebagian menuju
proses selanjutnya.
3.Final Clarifier
Merupakan
pengendapan padatan tersuspensi dan air sudah memenuhi mutu air baku
limbah sehingga bisa dibuang ke saluran kota dengan terlebih dahulu di
injeksi desinfektan [ kaporit ] untuk membunuh mikro organisme yang
berada dalam bak effluent tersebut. Air bersih olahan yang sudah
memenuhi mutu kemudian ditampung di groundtank , dengan terlebih dahulu
melalui proses backwash melalui media sand filter dan carbon filter .
Air bersih olahan ini didistrubusikan untuk penggunaan air siraman
taman , air coolling tower dan pendingin [sistem chiller] dan air
siraman water closet [ WC ] .
4.Sistem Sumppit Air Hujan
Berfungsi
untuk menampung pembuangan air hujan , air buangan dilantai dasar .
Sistem pemipaan air hujan terpisah dari sistem air bersih untuk
menghindari aliran-balik yang masuk ke dalam pipa saluran lain [ pipa
air bersih ] jika pipa air hujan tersumbat . Air hujan yang ditampung
dibak summpit dibuang ke saluran kota dengan menggunakan pompa tanpa
sudu [ pompa jenis bawah air ].
SISTEM AIR BERSIH
Sumber air bersih untuk gedung didapat dari 2 sumber yaitu :
- PDAM
- Air Tanah
Sumber
air dari PDAM disalurankan melalui pipa saluran kota menuju gedung
melalui Valve utama dan meteran air gedung, kemudian ditampung
direservoir air bersih . Sumber air dari tanah didapat dengan
menggunakan pompa sumur dalam atau pompa DEPPWELL , pompa Deppwell
bekerja secara otomatis dan manual berdasarkan sinyal electrode yang
terpasang di grountank , biasanya air yang didapat dari pemompaan sumur
dalam akan mengalami kekeruhan atau kualitas air kurang baik maka di
gunakan grountank I [raw water tank] penampungan air dari tanah dan
groundtank II [clean water tank].
Setelah
air dipompa lalu ditampung digroundtank I dan dikarenakan kualitas
air [temperature,warna,bau,rasa dan kekeruhan] kurang baik maka air di
salurkan atau di produksi di WTP [water treatment plant] untuk
diproses agar memenuhi standar air minum.
Air
di Raw Water Tank dipompa ke sistem WTP melalui pompa / tahap
pencampuran dengan Clorint, P A C, Polimer kemudian dioleh dibak
CLARIFIER dengan menggunakan Mixer [adukan air berupa baling-baling],
kemudian hasil pencampuran dapat dilihat dibak BREAK tank dengan warna
air keruh atau bening . Setelah produksi sisa-sisa air keruh / limbah
hasil dari bak CLARIFIER di buang kesaluran kota.
Air
dari bak BREAK tank disalurkan ke Groundtank II [clean water tank]
dengan melalui tahap-tahap penyaringan terlebih dahulu menggunakan
SAND filter dan CARBON filter, air di Groundtank II lalu disalurkan
dengan menggunakan pompa transfer ke atas gedung {bak penampungan air /
Rooftank jenis FRP] lalu di distrubusikan kesetiap titik-titik outlet
yang ada disetiap lantai dengan 2 sistem yaitu :
- Sistem Tekan yaitu dengan menggunakan pompa booster, pompa booster ini digunakan karena jarak jatuh air tidak bisa mencapai tekanan ideal .
- Sistem Gravitasi yaitu sistim yang mengandalkan jatuh air / berdasarkan ketinggian dan untuk mencapai tekanan ideal [ 6 kg ] , maka valve – valve disetiap lantai diatur pada besaran valve .
SISTEM SPRINKLER DAN HYDRANT
Sistem
distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir
menggunakan pompa Fire Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump.
Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main pump
hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui
pipa header [ fire main pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan
instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure tank
terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa
secara otomatis dan di-set sesuai dengan tekanan [ standat instalasi
pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi pipa
yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].
1.Pipa Sprinkler
Instalasi
pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap
ruangan melalui head sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap
lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter , bila
terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik
kebakaran akan memecahkan head sprinkler .
2.Pipa Hydrant
Instalasi
pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran
secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini
tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada
hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga
terpasang alat bantu control manual call point, alarm bell serta
indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ]
terpasang hydrant pillar serta hose reel cabinet.
3.Jocky Fire Pump
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
4.Main Fire Pump
Digunakan
sebagai pompa utama , bila tekanan / pressure tank turun setelah
jocky pump tidak sanggup lagi mengatasi [ jocky pump akan mati sesuai
dengan setting pressure tank ] maka main pump akan bekerja.
5.Diesel Fire Pump
Digunakan
bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal
operasional [listrik padam] dan pompa main pump serta jocky pump
berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump akan melakukan
start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel
fire pump secara otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini
juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan dapat bekerja secara
manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada
diesel fire pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan]
,sebelum dilakukan pemanasan diesel dilakukan pemeriksaan pada accu,
pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin [oli
mesin].
6.Siemense Conection
Digunakan
bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump
dan jocky pump] tidak bisa di operasional / gagal bekerja pmaka
dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil pemadam
kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang
ada dalam keadaan emergency , siemese conection dipasang pada
instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
7.Sistem Fire Alarm
Fire
alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk
mengetahui secepatnya suatu sumber kebakaran , sehingga sebelum api
menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan pemadaman .
Sistem
ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang
teknik dan panel Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang di
ruang posko security agar petugas keamanan juga bisa cepat mengetahui
lokasi kebakaran pada setiap lantai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar